Pejuang

Tinggal menghitung hari kita akan menghadapi medan pertempuran yang menjadi puncak dari kehidupan 3 tahun di jenjang sma ini. Puncak dari retorika kehidupan remaja di bangku sekolah yang sebentar lagi akan melenggang ke jalur kedewasaan yang nyata. Sudah bukan anak sekolahan lagi kawan. Sudah tidak akan berumur belasan lagi.Sudah lupa bagaimana serunya tertawa terbahak bahak akan hal hal sederhana disekitar kita. Sudah saatnya menata dan memantaskan diri untuk menghadapi dunia baru yang orang bilang lebih 'kejam'. Mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak terseret kedalam kemaksiatan maupun tergerus ketidakmampuan.
     Lelah? Sangat. Bahkan jenuh sudah mulai merasuk dalam pikiran ini sejak awal semester lalu. Pikiran ini dipenuhi dengan angka angka merah dan coretan coretan kekecewaan yang hampir berujung pada keputusasaan. Dihiasi dengan bayang-bayang ketakutan akan hasil kelulusan beserta pengumuman perguruan tinggi impian yang semoga memuaskan-sekalipun semua orang merendahkan-.
     Ditambah kepergian semua orang yang awalnya menawarkan diri untuk selalu ada kemudian hilang lenyap seketika tanpa pamit:). Motivasi hidup serasa jatuh berkeping keping,tak menyisakan sedikitpun harapan yang ada.
     Cemoohan,sindiran,keraguan mereka menghiasi hari hari yang semakin menegang ini. Entah sudah berapa ribu nasihat yang dibaca untuk menenangkan diri. Entah sudah berapa puluh kali kaki  terjatuh penuh luka dan kemudian dengan tersuruk suruk berusaha bangkit lagi.
     Entahlah...semuanya semakin rumit,pelik!
     Hingga menepi adalah satu satunya pilihan yang bisa diambil.Berharap bisa berhenti sejenak dari semua kerumitan yang dari awal tiada ujungnya. Namun waktu semakin mengejar. Dan diri ini semakin tersungkur di hadapan-Nya. Mengharap suatu karunia yang setidaknya bisa membuat diri ini bertahan,karena tujuan masih nan jauh disana,dan diri ini masih belum setengah jalan.
     Dan tibalah hari untuk melepaskan semuanya dengan senyuman tulus. Memaafkan semua hal yang telah membebani diri selama berbulan bulan lamanya. Menerima segala macam hambatan meski jatuh, meski tersungkur,meski penuh luka disekujur jiwa. Karena jiwa ini diciptakan bukan untuk rapuh sekali sentuh. Meski payah,meski susah terus berusahalah.
Tuhanmu tidak akan hanya bergeming melihatmu tersuruk suruk menghadapi masalah yang berat. Ia akan menjadikanmu semakin dan semakin kuat seiring perjalananmu meraih impian itu. Ia akan mempersiapkanmu dengan sebaik mungkin agar nanti jika tiba saatnya kamu harus menghadapi realita dunia yang tak semanis dilayar kaca televisi,kamu telah siap. Kamu telah cukup matang untuk mengarungi kehidupan yang sebenarnya.
     Dan itulah saatnya kamu membalas cemoohan,sindiran,dan keraguan mereka kepadamu dulu dengan segenap kesuksesan yang kamu raih kelak,buah jerih payah dan kesabaran yang kamu pupuk dari nol. Untuk saat ini,terima saja dulu semua rasa pahit itu. Jadikan kesabaran sebagai bagian dari jiwa yang tak akan lekang dimakan waktu. Sibukkan diri dengan hal hal yang akan membuatmu dekat dengan Tuhanmu dan dengan impianmu. Berjuanglah hingga titik darah penghabisanmu. Berjuanglah hingga titik maksimalmu. Jika usaha sudah digaris batas maka biarkanlah takdir dan doa bertarung di langit-Nya.
Diawali dengan basmallah, bersiaplah.
Mari kita mulai pertempuran ini.

Teruntuk kamu yang sedang berjuang:)

H-4 Ujian Nasional

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer